Senin, 07 Maret 2016

Mengenal Demam Berdarah: Mengapa Menakutkan?

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi virus dan menjadi salah satu infeksi virus yang paling ditakuti orang tua, khususnya saat pergantian antara musim penghujan dan musim kemarau. Air hujan  yang tergenang menjadi wadah hidup dan bertelurnya pembawa virus yaitu nyamuk Aedes Aegypti. 

Kota Bekasi dan Kota Depok termasuk wilayah di mana tingkat kasus demam berdarah cukup tinggi.  Kebanyakan pasien adalah balita, yang disebabkan oleh minimnya pengetahuan orangtua tentang demam dan penanganannya yang tepat. Selama bulan Januari 2016, tercatat 159 pasien yang terinfeksi DBD di Kota Bekasi, dan 6 pasien di antaranya meninggal. Sedangkan di Kota Depok, sebanyak 151 pasien DBD dirawat di RSUD Kota Depok dan dua diantaranya meninggal.

Menurut Milis Sehat, ada tiga manifestasi klinik infeksi virus dengue, yaitu: DD, DBD dan SSD. DD dicirikan dengan demam akut selama 2-7 hari disertai dengan gejala nyeri kepala, nyeri retro-orbita (mata), nyeri otot, manifestasi perdarahan dan leukopenia. Pada fase pemulihan (hari ketiga-kelima), saat suhu turun, klinis anak membaik.

Di sisi lain, DBD dicirikan dengan gejala DD disertai nyeri perut, perdarahan dan fase kritis, pada hari ketiga-kelima saat suhu turun, penyakit dapat berkembang menjadi syok. SSD merupakan manifestasi klinis seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi (syok) di mana anak sangat gelisah dan terjadi penurunan kesadaran, nadi teraba lembut bahkan hingga tidak teraba. Pada kondisi ini, terlambat penanganan dapat menyebabkan kematian.

Pada semua kondisi demam, anak cenderung mengalami dehidrasi. Keterlambatan tindakan mengganti cairan menyebabkan kondisi klinis yang memburuk. Selain itu, fase demam pelana kuda pada kasus DBD dan SSD, sering membuat kelengahan karena ada anggapan atau kepercayaan yang salah bahwa pada suhu yang turun, akan ada kesembuhan atau penyakit telah selesai. Padahal, kenyataannya tidak demikian. 

Lantas bagaimana agar kita mampu membedakan ketiga manifestasi klinis? Bagaimana agar tidak terlambat mendeteksi infeksi dan bagaimana memantau klinis anak secara detil?

Mari cari tahu lebih detil dengan mengikuti seminar kesehatan anak yang akan diselenggarakan oleh Komunitas Cibubur Ceria, pada hari Minggu, tanggal 03 April 2016, di Function Hall Sekolah Alam Cikeas. Informasi lebih detil tentang acara dapat dibaca di blog ini.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar