Respon orang tua terhadap demam pada anaknya selama ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pertama, orangtua yang panik, terburu-buru pergi ke dokter dan ngotot untuk merawat inap anaknya, bahkan ketika demam baru dimulai dan belum mencapai 3x24 jam. Padahal, infeksi yang dialami mungkin hanya dari virus biasa (Common Cold). Tak heran bila akhir-akhir ini, ruang inap Rumah Sakit menjadi penuh, dan pasien yang benar-benar terinfeksi virus DBD malah justru tidak memperoleh tempat inap. Pada proses ini, banyak kasus di mana pasien anak diberikan perawatan medis yang tidak perlu dan diberikan obat-obatan tak rasional yang malah justru membahayakan. Upaya ini termasuk over-treatment.
Golongan respon kedua terhadap demam adalah orangtua yang menganggap bahwa penyakit anak sudah hilang ketika demam sudah turun, padahal ini tidak berlaku pada pasien yang terinfeksi demam berdarah. Pada kasus demam berdarah, saat demam turun, pasien justru berada pada fase kritis dari perjalanan infeksi virus DBD. Bila pasien tidak mendapatkan perawatan yang semestinya pada fase ini, maka dampak terhadap pasien bisa fatal, dan proses ini disebut dengan under-treatment (terlambat ditangani secara tepat).
Memang wajar untuk khawatir. Siapa orangtua yang tak panik bila anaknya demam? Namun perlu diingat bahwa kepanikan biasanya disebabkan oleh pengetahuan yang minim tentang gejala penyakit dan pemantauan klinis anak yang kurang. Lantas seperti apakah tindakan yang benar dan pas dalam menangani demam?
Respon yang tepat adalah dengan memantau klinis anak sebelum melakukan tindakan bijak dan rasional. Pantauan klinis ini hanya dapat dilakukan jika orangtua memiliki bekal pengetahuan dasar tentang macam-macam infeksi penyakit dan demam yang menyertainya.
Respon yang tepat adalah dengan memantau klinis anak sebelum melakukan tindakan bijak dan rasional. Pantauan klinis ini hanya dapat dilakukan jika orangtua memiliki bekal pengetahuan dasar tentang macam-macam infeksi penyakit dan demam yang menyertainya.
Ayo kurangi panik, dengan memberikan kesempatan kita untuk belajar. Kita memang bukan tenaga kesehatan, tetapi kita adalah mitra mereka. Kitalah yang lebih dapat memantau dan menceritakan kembali perjalanan penyakit anak kita sendiri, jika dijalankan secara benar. Diagnosa oleh dokter hanya dapat ditegakkan bila kita menguraikan perjalanan penyakit tersebut secara runut dan benar. Dengan demikian respon terhadap penyakit dapat diberikan secara tepat, tidak terlambat (undertreat) atau tidak berlebihan (overtreat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar